PROSPEK PRODUKSI IKAN HIAS AIR TAWAR
Menghadapi
krisis multidimensi sekarang ini, agroindustri apakah yang untungnya
bagus, cepat perputaran modalnya dan aman? Jawabnya, produksi ikan hias
air tawar. Komoditas ini untungnya bagus, sebab bisa diekspor. Jalur
pasarnya sudah jelas. Tidak perlu lahan luas. Modalnya kecil tapi
perputarannya cepat. Aman karena bisa diusahakan di halaman rumah. Yang
harus dipertimbangkan masak-masak adalah, faktor ketersediaan air dengan
kualitas baik. Di Cibinong, kab. Bogor dan Rancamaya, kota Bogor, ada
sentra perdagangan ikan hias untuk ekspor maupun pasar lokal. Di sini
kita bisa memperoleh informasi, jenis ikan apa saja yang harganya bagus
dan masih berpeluang untuk diproduksi.
Informasi awal ini sangat
penting, sebab jenis ikan hias air tawar sangat banyak. Selain ikan yang
reproduksinya dengan bertelur biasa, ada ikan yang beranak. Misalnya
guppy, velifera, platy dan black moly. Jenis ikan yang bertelur
jumlahnya lebih banyak lagi. Ada sekitar 50 jenis ikan dan udang
(lobster hias) yang layak dibudidayakan karena pasarnya cukup baik.
Termasuk ke dalam kategori ikan bertelur ini antara lain jenis yang
popularitasnya sangat tinggi. Misalnya koi, maskoki, cupang, oskar,
manvis, diskus, arwana sampai ke louhan yang sekarang mulai menurun
popularitasnya. Pilihan jenis ini menjadi lebih penting lagi, sebab satu
jenis ikan bisa terdiri dari banyak macam. Misalnya platy. Ada platy
koral, platy pedang, platy variegata, sunset platy dll. Dari jenis-jenis
ikan hias air tawar tersebut, yang budidayanya sulit dilakukan secara
rumahan dengan modal kecil adalah arwana dan koi. Ikan lainnya sangat
potensial diusahakan dalam skala rumahtangga.
Lahan yang
diperlukan untuk budidaya ikan air tawar tidak perlu luas. Bangunan
sementara (bedeng) ukuran 30 m² (5 X 6 m), sudah sangat memadai untuk
kegiatan ini. Di sana kita bisa menempatkan bak (semen, fiber atau bahan
lain) ukuran 2 X 2 X 0,5 m. sebanyak sekitar 5 sd. 6 buah dan akuarium
(dengan raknya) ukuran 0,8 X 0,4 X 0,4 m. juga sebanyak 5 sd. 5 buah.
Peralatan yang diperlukan antara lain pompa air, heater (pemanas),
filter, aerator dll. peralatan perikanan yang harganya tidak terlalu
tinggi. Total modal yang diperlukan untuk mulai produksi ikan hias,
paling tinggi hanyalah sekitar Rp 5.000.000,- Dengan catatan usaha
tersebut dilakukan di rumah sendiri yang sudah ada listrik, telepon dan
air.
Apabila bak semen atau fiber masih dirasakan terlalu mahal,
bisa diganti dengan bak darurat dari batu bata atau papan yang dibentuk
segi empat, diberi alas pasir yang diratakan dan diberi plastik atau
terpal. Ukuran susunan batu bata atau papan, sesuai dengan ukuran bak
yang kita harapkan. Bak darurat ini harus dilengkapi dengan pompa
sirkulasi air yang dihubungkan dengan filter. Hingga kondisi air dalam
bak selalu bersih. Bak-bak pemeliharaan demikian hanya dipergunakan
untuk membesarkan ikan dalam jangka waktu yang sangat pendek. Setelah
ikan dipasarkan, bak darurat bisa dibongkar, plastiknya dicuci dan
dijemur untuk dipergunakan lagi.
Kalau usaha produksi ikan hias
ini akan dilakukan di lokasi khusus, diperlukan lahan seluas sekitar 300
m². Di sini bisa dibangun bak air, bedeng, gudang, sumur, reservoar,
rumah karyawan, ruang kerja/kantor dll. Investasi untuk satu unit
produksi ikan hias air tawar seperti ini, antara Rp 40.000.000,- sd. Rp
50.000.000,- Dengan catatan, lahannya disewa, bukan dibeli. Seandainya
lahan tersebut dibeli, maka nilai lahan tidak dimasukkan ke dalam
komponen modal. Baik modal investasi maupun modal kerja. Sebab lahan
memang tidak perlu disusutkan, hingga tidak pernah masuk ke dalam
komponen biaya produksi.
Ketersediaan air dengan kualitas baik
ini mutlak bagi usaha ikan hias. Air PDAM bisa digunakan, namun
memerlukan penyimpanan cukup lama agar kaporit dan bahan-bahan kimia
lain berkurang kepekatannya, sebelum digunakan untuk isi bak atau
akuarium. Air sumur biasa (sumur pantek, jet pump) juga bisa digunakan
untuk budidaya ikan hias. Namun air ini tetap memerlukan pemeriksaan
lab, agar kadar logam serta mineralnya benar-benar aman dan tidak
meracuni ikan. Paling ideal tentu saja air dari mataair. Sama-sama air
sumur pun, kualitas air Jakarta dan Bogor sangat berbeda. Kualitas air
di kota Bogor, jauh lebih baik untuk budidaya ikan hias daripada
kualitas air sumur Jakarta.
Selain air, faktor pakan juga akan
sangat menentukan sukses tidaknya budidaya ikan hias air tawar. Pakan
memegang peranan penting dalam budidaya ternak dan ikan, karena
merupakan komponen biaya tertinggi. Ada dua macam pakan ikan, yakni
pakan alami dan pakan buatan. Yang disebut pakan alami antara lain
artemia, rotifera, infusoria, kutu air (moina dan daphnia), cacing
sutera dan jentik nyamuk. Rotifera, infusoria, kutu air dan cacing
sutera, bisa diperoleh dari alam atau dikulturkan (dibudidayakan).
Pengkulturan rotifera, infusoria, kutu air dan jentik nyamuk, umumnya
menggunakan benih yang diambil dari alam. Jentik nyamuk jarang
dikulturkan, melainkan hanya diambil dari genangan-genangan air.
Sementara artemia hanya bisa diperoleh melalui pengkulturan. Benih
artemia masih diimpor, meskipun penangkar ikan hias bisa pula
mengkulturkannya dengan benih dari hasil pengkulturan sebelumnya.
Pengkulturan
pakan alami, dilakukan oleh penangkar ikan hias air tawar dalam
akuarium, bak-bak terbuka atau wadah yang lebih sederhana. Misalnya
ember plastik. Media pengkulturan disesuaikan dengan jenis pakan alami
yang dibudidayakan. Mulai dari lumpur dan pupuk kandang untuk cacing
sutera, air laut untuk artemia, kotoran ayam dan bungkil untuk kutu air
dan rotifera, jerami padi dengan limbah sayuran untuk infusoria. Dalam
budidaya ikan hias air tawar, pakan alami ini masih harus dilengkapi
dengan pakan buatan. Sebab pada tahap awal setelah bayi ikan dilahirkan
atau menetas (umur 3 sd. 20 hari), maka pakan buatan berupa emulsi
paling tepat diberikan. Anak ikan umur kurang dari 3 hari belum perlu
diberi pakan, karena cadangan pakan berupa kuning telur dalam perutnya
masih tersedia.
Seperti halnya pakan alami, pakan buatan juga
terdiri dari beberapa macam. Pertama emulsi yang terdiri dari kuning
telur, tepung kedelai, tepung tapioka dan vitamin. Perbandingannya, satu
butir kuning telur itik dicampur dengan 40 gram tepung kedelai, 5 gram
tapioka dan 1 gram vitamin B komplek. Bahan ini dilarutkan dalam 200 cc
air, dipanaskan dan didinginkan. Emulsi harus langsung diberikan kepada
anak ikan dan tidak boleh disimpan lebih dari 10 jam. Cara pemberian
emulsi dengan disemprotkan merata di permukaan akuarium. Selain berupa
emulsi, pakan buatan juga bisa berbentuk lembaran (wafer), bahan yang
dikukus, tepung dan remah.
Wafer dibuat dengan mengoleskan pakan
berupa emulsi ke atas wajan panas (tanpa minyak). Emulsi doleskan
setipis mungkin sampai mengering berupa lembaran-lembaran. Lembaran
wafer ini akan mudah sekali hancur ketika dikerok dan dikumpulkan dalam
wadah. Pakan emulsi yang dibuat hari ini, bisa langsung dijadikan wafer
agar tidak rusak. Wafer bisa bertahan dalam kondisi baik sampai beberapa
hari sebelum diberikan kepada ikan. Kalau disimpan dalam wadah kering
dan rapat, wafer bisa disimpan sampai beberapa minggu.
Pakan
kukus, berbahan baku kuning telur bebek, tepung ikan, tepung susu,
tepung kedelai, tepung terigu, vitamin dan antibiotik. Telur terlebih
dahulu dikocok sampai berbusa, baru dicampurkan bahan lain. Adonan ini
dikukus sampai menjadi roti. Setelah masak, roti didinginkan. Sambil
menunggu pakan kukus dingin, vitamin B komplek, C serta antibiotik
(tetrasiklin) digerus. Pakan kukus yang telah dingin dihancurkan dan
dicampur vitamin serta antibiotik. Cara pemberian pakan kukus dengan
dilarutkan dalam air, disaring baru dimasukkan ke dalam akuarium. Pakan
kukus buatan hari ini, masih tahan untuk disimpan sampai dua tiga hari
berikutnya tanpa mengalami kerusakan.
Anak ikan umur di atas 20
hari, sudah bisa diberi pakan pelet buatan pabrik. Namun pelet ini harus
dihancurkan terlebih dahulu hingga menjadi tepung. Sampai dengan umur
40 hari, anak ikan diberi tepung pelet halus (40 sd. 70 mikron). Umur 40
sd. 80 hari ukuran tepung dinaikkan lebih kasar (70 sd 100 mikron).
Umur 80 sd. 120 hari pelet cukup dihancurkan menjadi remah kecil di atas
120 mikron. Cara pembuatan tepung dan remah pelet adalah, dengan
menumbuk atau menggilingnya menggunakan gilingan kopi kemudian
mengayaknya. Untuk memperoleh variasi ukuran tepung, diperlukan ayakan
dengan masing-masing ukuran tersebut.
Cara memijah (kawin) ikan
sangat bervariasi satu dengan lainnya. Demikian pula dengan cara
mengeluarkan telur dan merawat anaknya. Jenis-jenis ikan beranak yang
umumnya berukuran kecil, relatif mudah pemijahannya. Sebab mareka akan
berpijah sepanjang tahun tanpa musim. Anak-anak yang dilahirkannya akan
berkeliaran di sekitar induknya. Mereka harus segera diambil dengan
serokan halus untuk dipindahkan ke akuarium pembesaran. Karena mudah
pemeliharaannya dan pasarnya cukup baik, maka budidaya jenis-jenis ikan
beranak lebih cocok dicoba oleh para pemula berskala kecil.
Jenis
ikan bertelur bisa dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan cara
mengeluarkan dan meletakkan telur mereka. Pertama, ikan yang meletakkan
telurnya dalam cekungan lumpur dan kemudian menimbunnya. Kedua jenis
ikan yang menyebarkan telurnya di antara tanaman air. Karena jenis ikan
ini sering memakan telur mereka sendiri, maka sebaiknya setelah telur
keluar, induk dipindahkan ke akuarium lain. Ketiga jenis ikan yang
membangun sarang berbentuk busa. Telur yang dikeluarkannya disimpan
dalam gelembung-gelembung busa tersebut. Keempat ikan telur-telurnya
menggelantung pada akar tanaman air yang mengapung di permukaan kolam.
Untuk jenis ikan ini, akuarium atau kolam pemijahan harus dilengkapi
dengan tanaman air apung. Kelima, ikan yang menaruh telur mereka di
batu, kayu atau batang-batang tanaman air.
Meskipun variasi jenis
dan cara pemeliharaannya sangat beragam, rata-rata ikan hias relatif
lebih mudah dibudidayakan untuk skala rumah tangga dibanding ikan
konsumsi. Sebab selain teknologinya lebih sederhana, budidaya ikan hias
juga tidak memerlukan lahan yang luas. Hingga untuk usaha pokok maupun
guna meningkatkan pendapatan keluarga, budidaya ikan hias sangat layak
untuk dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar